Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Toxic Friend

Gambar
  Daniella hanya bisa menggeleng heran melihat tingkah Alexa yang semakin menjadi-jadi. Alexa memang orang kaya, uang adalah hal mudah baginya karena dia bisa mendapatkannya dengan mudah dari ayah ibunya yang jadi pengusaha. Tapi sikap Alexa kadang tak bisa ditoleransi Daniella. Kabar burung mengatakan Alexa masuk universitas ini bukan mengandalkan otak, tapi mengandalkan uang. Menjadi bagian dari Universitas Angkasa Luhur Nusantara adalah sebuah kebanggaan bagi siapapun yang menjadi bagian di dalamnya, termasuk Alexa. Jadi, kedua orang tuanya bersedia membayar berapapun agar anak mereka bisa menjadi mahasiswa di universitas itu. Lain dengan Daniella, seorang anak dari keluarga sederhana. Dia memang memiliki otak yang encer , sayangnya tak mempunyai cukup uang untuk menyekolahkannya di universitas bergengsi itu. Daniella tak pantang menyerah. Dia menggunakan jalur beasiswa dari pemerintah agar dia bisa melangkah menuju universitas impiannya. Jurusan Administrasi Bisnis adalah pilih...

Cinta Harus Berakhir

Gambar
  Melanie agak sedih harus menjalani long distance relationship dengan Rendi, tapi harus bagaimana lagi? Rendi mendapatkan program beasiswa untuk kuliah S1 nya di Yogyakarta dan Melanie harus kuliah di Malang. “Aku gak akan berpaling hati. Semampuku untuk selalu berkomunikasi sama kamu. Ya, kalo aku gak hubungi berarti lagi sibuk, ya,” kata Rendi saat Melanie mengantarnya di Stasiun Kota Baru. Melanie memeluk manja Rendi. Rendi mencium keningnya, “Kamu jaga kesehatan,” katanya sebelum melangkah menuju gerbang pemeriksaan karcis. Melanie pasti merasa sedih. 2 tahun selalu bersama Rendi dan mulai hari ini mereka harus terbiasa LDR. Sebulan, dua bulan pun berlalu. Komunikasi mereka tetap baik. Melanie selalu menanyakan kegiatan Rendi hari itu dan mereka selalu berbagi cerita. Tapi sejak bulan ketiga semua berubah. Komunikasi mereka mulai berkurang. Mereka sama-sama sibuk dengan tugas dan deadline. Kadang Rendi tak segera membalas pesan Melanie, begitupun Melanie. Dia terkadang lu...

Berharap Tak Berpisah

Gambar
  Almira tahu semua ini keliru. Dia pun tak pernah menduga pertemuan itu berakhir seperti ini. Dia pun sesungguhnya tak menginginkannya, tapi bagaimana lagi kalau Tuhan sudah memberikan padanya, bisakah Almira menolaknya? Rasa cemburu menyergap hatinya. Memang rasa yang tak menyenangkan, tapi Almira bisa apa? Rio, si penakluk hatinya, sedang bersama gadis itu. Apa bisa Almira protes? Andai saja dia bisa, nyatanya Almira hanya bisa pasrah dan terus menunggu kapan waktu yang tepat untuk bersama Rio lagi. Seminggu rasanya setahun bagi Almira yang menahan cemburu, juga menahan kangen. Ingin rasanya menelepon atau mengirimkan pesan pada Rio, tapi dia takut kalau gadis itu yang mengangkat atau membalas chatnya. Ah serba salah. Almira menghempaskan tubuhnya yang   terasa letih di kasur yang menjadi saksi berapa banyak tangisan Almira selama sekian tahun ini. Pikirannya melayang, membayangkan saat-saat indah bersama Rio dan tiba-tiba membayangkan Rio bersama gadis itu. Tetap saja,...